Indonesia
adalah salah satu Negara terkaya di dunia. Negara kepulauan dengan sumber daya
alam yang melimpah. Indonesia terdiri dari 17.580 pulau -yang tersebar dari
pulau Sabang yang terletak di bagian Barat Indonesia sampai pulau Merauke yang
terletak di bagian Timur Indonesia-, yang terbagi ke dalam 34 provinsi -yang
setiap provinsi memiliki bahasa daerahnya masing-masing-, dan ratusan
kota/kabupaten -yang setiap kota memiliki makanan khasnya masing-masing -.
Selain itu, Indonesia juga terkenal dengan alamnya yang indah. Pemandangannya
tidak kalah dengan pemandangan alam yang ada di Negara lain. Sehingga tidak
jarang turis-turis asing berdatangan ke Indonesia untuk berlibur atau sekedar
menikmati pemandangan alam yang memanjakan mata. Indonesia juga memiliki berbagai
macam suku, bangsa, ras, dan agama. Tidak kurang dari ratusan macam suku dengan
5 macam agama yang diakui. Walaupun begitu, bangsa Indonesia tetap bisa hidup
berdampingan satu sama lain dengan rukun dan damai. Seperti motto bangsa
Indonesia yang diambil dari bahasa Sansekerta di kitab Sutasoma, yaitu “Bhinneka
Tunggal Ika” yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu.
Selain
memiliki sumber daya alam yang melimpah, Indonesia juga memiliki sumber daya
manusia yang sebenarnya berkualitas dan sama melimpahnya dengan sumber daya
alam yang dimiliki. Hanya saja, kurang dimanfaatkan dengan baik dan kurang bisa
bermanfaat dengan baik. Padahal sudah diakui oleh Negara lain bahwa sebagian
besar orang Indonesia adalah orang-orang yang pintar dalam bidang akademik. Lalu,
mengapa Indonesia belum juga menjadi Negara maju dan tetap menjadi Negara berkembang?
Jawabannya hanya satu, yaitu kurangnya pengetahuan dan penerapan ilmu agama
Islam. Mayoritas orang Indonesia adalah muslim. Ya, orang yang beragama Islam. Tetapi,
sangat disayangkan karena dalam penerapan kehidupan sehari-hari banyak sekali
hal-hal yang menyimpang dari ajaran Islam. Hal itu disebabkan karena kurangnya
ilmu pengetahuan tentang Islam yang dimiliki oleh orang Indonesia. Karena di
lembaga formal yaitu sekolah, dalam jangka waktu seminggu KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar) Pendidikan Agama Islam hanya berlangsung selama 2 jam pelajaran yaitu
sekitar 90 menit untuk mempelajari agama Islam lebih dalam. Waktu sesingkat itu
tentu tidak cukup untuk menyegarkan hati seorang muslim.
Karena itu, pemuda Islam di
Indonesia berusaha mencari solusi agar kebutuhan rohani seorang muslim dapat
terpenuhi. Salah satu cara yang telah ditemukan oleh pemuda Islam di Indonesia adalah
dengan mengadakan kegiatan “mentoring” di lembaga formal. Di
dalam kegiatan ini, siswa akan mempelajari Islam lebih dalam, berbagi berbagai
macam masalah dan solusi satu sama lain, mempelajari kisah-kisah tauladan pada zaman
Nabi dan orang terdahulu, dll. Metode yang digunakan juga tidak monoton sehingga
siswa merasa nyaman dan tidak bosan. Kegiatan mentoring dibagi menjadi beberapa
macam sesi. Sesi pertama adalah pembukaan yang dilanjutkan dengan tilawah atau membaca ayat suci Al-Qur’an
beserta artinya atau dapat juga diganti dengan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an
yang dilanjutkan dengan penyampaian kultum
atau kisah berhikmah. Kisah ini bisa disampaikan oleh siapa saja yang bersedia
atau yang sudah dipilih sebelumnya. Setelah itu, masuk ke sesi kedua yaitu sesi
materi. Sesi materi disampaikan secara lisan. Terkadang, dimasukkan beberapa
macam permainan di tengah-tengah penyampaian materi, sehingga materi semakin
menarik untuk dipelajari. Setelah materi selesai disampaikan, dilanjutkan
dengan sesi selanjutnya yaitu sesi tanya-jawab. Pertanyaan yang diajukan oleh
siswa yang mengikuti mentoring atau yang disebut “mentee” akan dijawab oleh pengisi mentoring masing-masing kelompok
atau kelas yang disebut “murabbi”. Pertanyaan
boleh mengenai hal apa saja. Misalnya, mengenai kehidupan sehari-hari atau
pertanyaan yang menyangkut dengan materi yang sedang dibahas. Jika sesi
tanya-jawab sudah dilakukan, selanjutnya masuk ke sesi keempat yaitu qadhaya, yaitu sesi curhat atau sesi
untuk berbagi masalah dan solusi. Masing-masing siswa diwajibkan untuk
menceritakan keadaan dirinya, mulai dari keadaan rohani, keuangan, jasmani,
amanah yang sedang diemban, dan keluarga dalam jangka waktu seminggu. Lalu,
mereka diperbolehkan untuk bercerita atau berkeluh kesah tentang masalah yang
sedang mereka hadapi. Hal ini bertujuan untuk menguatkan tali silaturahim atau hubungan persaudaraan
antar mentee. Agar mereka bisa lebih saling mengenal tentang karakter satu sama
lain dan agar mereka tahu keadaan saudara seagama mereka sendiri. Jika semua
siswa sudah mendapat giliran, sesi selanjutnya adalah evaluasi ibadah
masing-masing siswa atau mutaba’ah
yaumiyah. Hal ini dilakukan dengan cara mengisi table ibadah dengan jumlah
banyaknya ibadah yang sudah dilakukan dalam seminggu. Hal ini dilakukan agar
siswa senantiasa mengevaluasi ibadah harian mereka agar tidak menurun dan
selalu ditingkatkan. Siswa yang ibadahnya terhitung paling banyak, akan
mendapat hadiah penyemangat agar terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas
dan kuantitas ibadahnya. Setelah semua sesi selesai, ditutuplah kegiatan
mentoring dengan membaca do’a.
Jika program mentoring ini
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di seluruh lapisan masyarakat, mulai
dari pengemis sampai pejabat, anak-anak sampai kakek-nenek, saya yakin dalam
waktu singkat Indonesia akan menjadi Negara maju yang disegani oleh seluruh Negara
di dunia termasuk Negara Adikuasa yaitu USA. Oleh karena itu, sebagai muslim
yang baik, marilah kita perdalam dan kita amalkan ilmu agama kita untuk
membangun Indonesia Jaya. Kita harus merasa bangga dengan Negara kita dan kita harus
mau berusaha untuk membangun Negara kita. Dan kita akan membuktikan kepada dunia, seperti
apa bangsa kita sebenarnya! Allahu Akbar!